SUMENEP, detikkota.com – Memasuki triwulan ketiga tahun 2023, tidak semua program fisik Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur masuk lelang di layanan pengadaan secara elektronik (LPSE).
Dari 130 paket proyek, hanya 60 proyek masuk lelang tahun ini. Sedangkan sisanya, sekitar 70 paket proyek belum masuk lelang. Dikhawatirkan, proyek yang sudah terprogram tahun ini tidak bisa terlaksana tahun ini.
Kepala Bagian (Kabag) Pengadaan Barang dan Jasa (Barjas) Sekretariat Kabupaten (Setkab) Sumenep, Mustangin mengatakan, pada dasarnya semua proyek harus rampung menjelang perubahan anggaran keuangan (PAK) tahun ini. Sebab, apabila tidak segera terploting maka berpotensi ditolak karena ketentuan waktu lelang akhir tahun terbatas.
“Sebenarnya pengajuan paket proyek ini tanggung jawab dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD). Termasuk, kapan harus masuk lelang dan kapan pengerjaannya. Tapi, kalau tidak segera mengajukan lelang cukup berpotensi proyek tidak bisa dikerjakan tahun ini. Terutama, paket proyek dengan nominal besar,” jelas Mustangin, Selasa (1/8/2023).
Menurutnya, apabila berkaca pada tahun sebelumnya, menjelang pembahasan PAK sudah ada ratusan paket proyek masuk lelang. Berbeda dengan tahun ini, justru mayoritas paket proyek belum masuk ke LPSE. Sedangkan 60 paket proyek yang sudah masuk lelang dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR), Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) dan beberapa OPD lainnya.
“Seharusnya bulan Maret hingga Juli setiap OPD sudah merampungkan pengajuan paket proyek yang harus lelang. Akibat molornya pengajuan paket proyek tahun ini cukup berpotensi pekerjaan tidak selesai sesuai dengan target. Terutama, paket proyek pembangunan gedung dan jalan,” tuturnya.
Sementara Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Dulsiam memprediksi, mayoritas paket proyek tahun ini realisasinya molor atau tidak sesuai dengan target penyelesaian pekerjaan. Seharusnya, akhir bulan Juli sudah banyak paket proyek masuk lelang di LPSE.
“Paling lambat saat ini sudah rampung, utamanya semua proyek dengan pagu di atas Rp 200 juta. Faktanya, saat ini masih sedikit, ini tentu menjadi evaluasi kami,” tandasnya.