Montemmon Lajengan, Tradisi Menunggu Hujan Masyarakat Batuputih

Rabu, 15 November 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana acara Montemmon Lajengan di Desa Gedang-Gedang, Kecamatan Batuputih Kab. Sumenep.

Suasana acara Montemmon Lajengan di Desa Gedang-Gedang, Kecamatan Batuputih Kab. Sumenep.

SUMENEP, detikkota.com – Ada tradisi unik masyarakat Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, Pulau Madura. Mereka menyebutnya dengan tradisi ‘nyare kanca lebet montemmon lajengan’.

Tradisi tersebut bisa diartikan sebagai media menpererat persaudaraan melalui perkumpulan pecinta mainan tradisional layang-layang, seperti yang dilaksanakan di lapangan Dusun Ares Tengah, Desa Gedang-Gedang, Rabu (15/11/2023) sore.

Mulanya, para pecinta layang-layang tersebut datang dengan membawa layangan untuk dipajang dengan diikat di tali yang telah di sediakan oleh panitia di lokasi acara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Para peserta selanjutnya duduk sembil menikmati ‘lembur’, minuman khas yang terbuat dari sari buah kelapa dan gula merah, hasil petani masyarakat sekitar.
Tokoh masyarakat setempat, Endi menyatakan, tradisi tersebut biasa dilaksanakan setiap akhir musim kemarau menjelang musim hujan.

“Bisa dibilang, tradisi ini dilakukan setiap akhir musim kemarau dan akan berakhir pada saat hujan mulai turun,” jelasnya, Rabu (15/11/2023).

Saat ini, sedikitnya ada 30 peserta pemilik layangan yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Peserta tidak hanya dari Desa Gedang-Gedang melainkan juga dari desa sebelah. Bahkan, ada yang dari desa di Kecamatan Batang-Batang,” imbuhnya.

Endi mengatakan, kegiatan tersebut juga menjadi hiburan bagi masyarakat sekitar disela-sela aktifitas bertani.

“Termasuk juga menjadi lahan berjualan bagi para pedagang makanan setempat seperti rujak dan es campur. Jadi, ada sisi keuntungan ekonomi juga,” imbuhnya.

Endi yang juga penggerak tokoh pemuda di Desa Gedang-Gedang berharap tradisi tersebut dapat dilestarikan oleh para generasi penerus.

“Pemerintah juga harus tahu tradisi ini sebagai bagian dari kearifan lokal yang perlu dilestarikan,” harapnya.

Berita Terkait

Tradisi Petik Laut Mayangan Kembali Digelar Meriah, Wali Kota Probolinggo Ajak Warga Lestarikan Budaya Pesisir
Kobaran Semangat dari Canteng Koneng: Menjaga Nyala Batik Sumenep
Hari Jadi ke-666, Kota Probolinggo Gelar Panggung Hiburan Rakyat di Stadion Bayuangga
Bupati Sumenep: MEC 2025 Jadi Ajang Pelestarian Budaya dan Penggerak Ekonomi Kreatif
Whale Shark Raih Juara Lomba Souvenir Kabupaten Probolinggo 2025
Ribuan Warga Padati Madura Ethnic Carnival 2025 di Sumenep
Madura Ethnic Carnival 2025 Akan Warnai Malam Minggu di Sumenep
Pemkab Sumenep Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ajak Masyarakat Teladani Akhlak Rasulullah

Berita Terkait

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 22:08 WIB

Tradisi Petik Laut Mayangan Kembali Digelar Meriah, Wali Kota Probolinggo Ajak Warga Lestarikan Budaya Pesisir

Kamis, 2 Oktober 2025 - 09:57 WIB

Kobaran Semangat dari Canteng Koneng: Menjaga Nyala Batik Sumenep

Sabtu, 27 September 2025 - 09:58 WIB

Hari Jadi ke-666, Kota Probolinggo Gelar Panggung Hiburan Rakyat di Stadion Bayuangga

Minggu, 21 September 2025 - 10:03 WIB

Bupati Sumenep: MEC 2025 Jadi Ajang Pelestarian Budaya dan Penggerak Ekonomi Kreatif

Minggu, 21 September 2025 - 01:33 WIB

Whale Shark Raih Juara Lomba Souvenir Kabupaten Probolinggo 2025

Berita Terbaru