EKBIS  

Mulai Hari Ini Tarif CHT Naik 10%, Harga Jual Rokok Semakin Mahal

Ilustrasi

JAKARTA, detikkota.com – Memasuki tahun baru 2024, pemerintah secara resmi menetapkan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata sebesar 10%. Dengan begitu, harga jual rokok menjadi semakin mahal.

Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, Askolani sempat mengatakan pihaknya telah menyiapkan 17 juta pita cukai rokok baru untuk memenuhi kebutuhan awal 2024 ini.

Banner

Menurutnya, kenaikan CHT rata-rata sebesar 10% itu telah mempertimbangkan aspek pengendalian konsumsi, keberlangsungan industri, target penerimaan serta upaya pemberantasan rokok ilegal.

“Ya InsyaAllah (CHT naik 10% di 2024). Sudah dipersiapkan (pita cukai rokok) agar bisa penuhi kebutuhan industri di awal Januari 2024,” kata Askolani dilansir detik, Senin (1/1/2024).

Dengan adanya pita cukai baru, lanjutnya, Bea Cukai memastikan akan terus memperketat pengawasan peredaran rokok ilegal.

Sampai Oktober 2023 pihaknya sudah menindak 641 juta batang rokok berpita cukai palsu, di mana terbanyak berada di Jawa Timur.

“Studi dari universitas, dari penindakan pita cukai ini mampu meningkatkan produksi sekitar 5,3 persen dan kontribusi dalam meningkatkan ke penerimaan negara sebesar 0,3 persen,” bebernya.

Untuk diketahui, tarif CHT akan kembali naik sebagai implikasi dari kebijakan kenaikan tarif CHT secara tahun jamak atau multiyears 2023-2024. Hal itu diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 191 Tahun 2022 dan PMK Nomor 192 Tahun 2022.

Tarif CHT berupa sigaret, cerutu, rokok daun atau klobot dan tembakau iris ditetapkan naik rata-rata sebesar 10% pada 2023 dan 2024. Sedangkan untuk CHT rokok elektrik rata-rata naik 15% dan hasil pengolahan tembakau lainnya rata-rata 6%.

Berikut batasan harga jual eceran rokok per batang hasil tembakau buatan dalam negeri yang berlaku mulai 1 Januari 2024:

1. Sigaret Kretek Mesin (SKM)
a. Golongan I harga jual eceran paling rendah Rp 2.260/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 2.055/batang.

b. Golongan II harga jual eceran paling rendah Rp 1.380/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp Rp 1.255/batang.

2. Sigaret Putih Mesin (SPM)
a. Golongan I harga jual eceran paling rendah Rp 2.380/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 2.165/batang.

b. Golongan II harga jual eceran paling rendah Rp 1.465/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 1.295/batang.

3. Sigaret Kretek Tangan (SKT) atau SPT
a. Golongan I harga jual eceran paling rendah Rp 1.375/batang sampai Rp 1.980/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 1.250/batang sampai Rp 1.800/batang.

b. Golongan II harga jual eceran paling rendah Rp 865, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 720.

c. Golongan III harga jual eceran paling rendah Rp 725, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 605.

4. Sigaret Kretek Tangan Filter (SKTF) atau Sigaret Putih Tangan Filter (SPTF)
Harga jual eceran paling rendah Rp 2.260/batang, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 2.055/batang

5. Sigaret Kelembak Kemenyan (KLM)
a. Golongan I harga jual eceran paling rendah Rp 950, naik dibandingkan tahun 2023 yang paling rendah Rp 860.

b. Golongan II harga jual eceran paling rendah Rp 200, tidak berubah dari tahun 2023.

6. Jenis Tembakau Iris (TIS)
Harga jual paling rendah Rp 55-180, tidak berubah dari tahun 2023.

7. Jenis Rokok Daun atau Klobot (KLB)
Harga jual paling rendah Rp 290, tidak berubah dari tahun 2023.

8. Jenis Cerutu (CRT)
Harga jual paling rendah Rp 495 sampai Rp 5.500, tidak berubah dari tahun 2023.

title="banner"
Banner