SUMENEP, detikkota.com – Seorang pekerja aluminium di Kabupaten Sumenep mengaku belum menerima pelunasan pembayaran atas pengerjaan proyek Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) yang berlokasi di Jl. Adirasa Desa Kolor, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep. Nilai sisa pembayaran proyek tersebut mencapai Rp23,1 juta dari total pekerjaan senilai Rp38,1 juta.
Pekerja bernama Arifin menyebut awalnya dihubungi oleh seseorang bernama Fani, yang menawarkan pekerjaan aluminium berupa pemasangan kusen untuk proyek tersebut atas perintah pemilik proyek bernama Fausi.
Setelah bertemu di lokasi pekerjaan, disepakati sistem borongan dengan nilai awal Rp18,6 juta untuk pengerjaan kusen di lantai dua. “Owner langsung menyetujui harga dan meminta pekerjaan segera dimulai. Ia juga menjanjikan pembayaran uang muka,” ujar Sunan perwakilan keluarga Arifin, Kamis (13/11/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kemudian, Fani datang ke bengkel Arifin untuk menyerahkan uang muka Rp8 juta atas perintah Fausi. Pekerjaan kemudian bertambah meliputi lantai bawah senilai Rp13 juta, serta pagar besi Rp6,5 juta. Total nilai pekerjaan menjadi Rp38,1 juta, dengan uang muka Rp15 juta yang diterima secara tunai dan transfer.
Total rincian uang muka atau DP yang masuk Rp15.000.000 (Rp8.000.000, Rp4.000.000, Rp3.000.000). Rp8.000.000 cash, Rp4.000.000 cash, Rp3.000.000 via transfer.
Namun setelah seluruh pekerjaan rampung, sisa pembayaran Rp23,1 juta tak kunjung dilunasi. “Sudah hampir dua minggu sejak pekerjaan selesai, tapi sisanya belum dibayar. Alasannya selalu mau konfirmasi dulu ke pihak lain,” ujar sumber tersebut.
Persoalan semakin rumit setelah Fausi mengaku bahwa proyek tersebut sudah diborongkan kepada pihak ketiga bernama Akma, dan menolak bertanggung jawab karena merasa sudah melakukan pembayaran penuh kepada Akma. “Adik saya tidak mengenal siapa itu Akma. Dari awal ia hanya berhubungan dengan Fani dan Fausi,” tambahnya.
Pihak keluarga Arifin mengaku sudah berupaya menyelesaikan secara kekeluargaan dengan menemui Fausi. Namun hingga batas waktu yang dijanjikan, belum ada kejelasan pelunasan.
Selain kasus yang dialami Arifin, sejumlah pekerja lain di proyek dapur MBG tersebut juga disebut belum menerima pembayaran penuh. Seorang pekerja atap bernama Agus dikabarkan masih menunggu pelunasan sekitar Rp15 juta, sementara beberapa pekerja sipil dan mandor juga mengalami hal serupa.
Penulis : Red
Editor : Red







