BANGKALAN, detikkota.com – Upaya revitalisasi Alun-Alun Bangkalan memasuki tahap baru dengan melibatkan partisipasi publik. Pemerintah Kabupaten Bangkalan bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jawa Timur untuk merumuskan tiga desain alternatif yang selanjutnya akan mendapat masukan dari masyarakat.
Presentasi tiga konsep desain tersebut digelar di Pendopo Agung Bangkalan, Minggu (7/12/2025), setelah melalui rangkaian workshop sejak awal November. Ketiga desain mengusung pendekatan berbeda, antara lain konsep lanskap hijau, ruang keluarga, serta nuansa religius yang menyesuaikan karakter masyarakat setempat.
Sebagai bentuk keterbukaan, Pemkab Bangkalan menayangkan video simulasi desain selama sepekan di halaman Pendopo Agung untuk menerima kritik dan saran dari warga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Bangkalan Lukman Hakim menyampaikan bahwa revitalisasi alun-alun bukan sekadar pembaruan tampilan, tetapi pembangunan ruang publik yang dapat digunakan secara optimal oleh masyarakat. Ia mengakui adanya tantangan anggaran seiring berkurangnya dana transfer pusat pada tahun mendatang, namun tetap optimistis pengerjaan bisa dilaksanakan bertahap.
“Setidaknya bisa dimulai dari jogging track atau bagian lain yang tidak memerlukan anggaran besar,” ujarnya.
Bupati juga membuka peluang kolaborasi dengan pihak swasta, termasuk melalui program CSR, guna mempercepat proses revitalisasi dan mengurangi ketergantungan pada APBD.
Sementara itu, Ketua IAI Jawa Timur Ar. Fafan Tri Afandy menjelaskan bahwa desain yang dipamerkan merupakan hasil diskusi panjang, pembekalan, dan empat kali review. Proses ini turut melibatkan Asosiasi Arsitek Lanskap Indonesia (IALI) Jawa Timur serta peserta dari sejumlah perguruan tinggi.
Tiga desain yang diserahkan kepada Pemkab dapat dipilih salah satu, digabungkan elemennya, atau dikembangkan menjadi konsep baru sesuai kebutuhan kota. Dengan mekanisme yang inklusif, revitalisasi Alun-Alun Bangkalan diharapkan menghasilkan ruang publik yang tidak hanya estetis, tetapi juga relevan dengan budaya lokal dan kebutuhan masyarakat.
Penulis : EDW
Editor : EDW







