SUMENEP, detikkota.com – Cuaca bagus pada musim produksi garam tahun ini nampaknya kurang memberi dampak positif pada para petani. Pasalnya, meski produksi garam sedang banyak-banyaknya, tetapi justru harganya turun.
Pantauan di tingkat petani Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur harga garam saat ini hanya Rp1,5 per ton. Padahal, pada awal awal tahun 2023 harganya sempat mencapai Rp5 juta per ton.
Penurunan harga garam berturut-turut dari Rp5 juta per ton menjadi Rp4,5 juta per ton ke Rp3 juta per ton hingga Rp1,5 juta per ton seperti saat ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Harga yang sangat tinggi itu berlangsung sementara untuk garam sisa hasil produksi musim tahun sebelumnya. Sementara saat masuk awal produksi, harganya berangsur turun hingga saat ini.
Koordinator Forum Komunikasi Petani Garam Madura (FKPGM), Abul Hayat mengatakan, harga garam lokal mencapai Rp5 juta ton itu terjadi pada April dan Mei lalu. Penyebabnya, stok garam menipis, bahkan habis. Sementara permintaan relatif banyak.
“Karena waktu itu tidak ada yang produksi, masih musim hujan, sehingga itu sisa garam yang ditimbun petani dari hasil produksi tahun sebelumnya,” tegasnya, Senin (4/9/2023).
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Pinggir Papas itu menuturkan, semua sentra penghasil garam di Sumenep saat ini terus berproduksi karena cuaca sangat bagus. Saat ini, ada sekitar 47 ribu ton yang baru dipanen oleh petani garam dalam beberapa hari terakhir.
“Garam tidak termasuk makanan pokok sehingga tidak ada harga minimalnya,” imbuh pria yang akrab dipanggil Haji Ubed itu.
Meski demikian, kata Ubed, harga terendah tahun ini masih lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab, tahun sebelumnya harga garam sangat murah, yakni sekitar Rp300 ribu ton.
“Makanya kami meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep itu terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat, bagaimana harga garam lebih berpihak pada petani,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Sumenep, H Subaidi mengatakan, pihaknya telah berupaya memperjuangkan harga garam yang layak bagi petani. Salah satunya melakukan audiensi dengan DPR RI.
“Tetapi memang persoalannya dalam regulasi, garam bukan makanan pokok, sementara mengubah itu sangat sulit. Jadi, tidak bisa untuk mengupayakan harga yang maksimal,”tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, terdapat 11 kecamatan di wilayahnya yang memproduksi garam. Total luas lahan pegaraman mencapai 1.967,42 hektare.
Dari ribuan lahan pegaraman di Sumenep sejak pertengahan Mei 2023 sampai 14 Agustus 2023, hasil produksi garam rakyat sebanyak 47.296,10 ton.