SUMENEP detikkota.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung, kedalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlemen (GEMPAR) kembali menggelar demonstrasi di depan Mapolres Sumenep, Jawa Timur
Aksi yang ketiga kalinya ini dilakukan Gempar dengan cara bisu hanya, membawa beberapa poster tuntutan sebagai bentuk protes atas diamnya Polres Sumenep atas tuntutan mahasiswa pada aksi sebelumnya
Kordinator aksi Mohammad Nor mengaku kecewa terhadap sikap Polres yang seolah abai terhadap tuntutan mahasiswa berrkaitan dengan kekerasan terhadap aktivis. Padahal menurutnya, hal itu merupakan bentuk tindakan represif terhadap kebebasan menyampaikan pendapat dimuka umum yang dilindungi oleh konstitusi, sebagai hak setiap warga negara
“Kami sudah kecewa dalam dua kali aksi kami tidak mendapat respon yang baik dan nilai positif dari kepolisian. Bahkan di aksi kedua kepolisian tidak menyepakati bahwa pemukulan ini tidak terjadi lagi di Sumenep,” katanya, Senin 01/11/2021
Nur menceritakan, pada aksi kedua minggu lalu mereka meminta kepolisian berkomitmen agar kekerasan terhadap aktivis tidak terjadi lagi. Namun MoU itu tidak ditandatangani oleh Kapolres Sumenep. Nur menganggap, sikap yang ditunjukkan instutusi kepolisian tersebut, sebagai bentuk ketidak seriusan menindak lanjuti tuntutan mahasiswa
Maka dari itu, di aksi ketiga ini mahasiswa enggan berbicara lagi karena sudah memuncak dalam kemarahan sehingga memilih aksi bisu dengan beberapa poster.
“Ini adalah simbol kekecewaan bahwa suara kami sudah tidak lagi didengar,” katanya kecewa.
Sesuai janji pada aksi sebelumnya, bahwa di aksi ketiga mahasiswa akan menuntut Kapolres Sumenep mundur dari jabatannya, dan saat ini disampaikan dalam aksi bisu yang menandakan bahwa mahasiswa sudah tidak mau lagi dengan Kapolres Sumenep.
“Aksi tutup bicara ini adalah tanda bahwa mahasiswa tidak mau lagi berbicara dengan Kapolres, tanda tidak mau berbicara tanda tidak mau lagi bertemu adalah tanda bahwa Kapolres Sumenep sudah di usir oleh mahasiswa Sumenep,” pungkasnya.
Untuk diketahui, aksi tersebut tidak ditemui oleh Kapolres Sumenep ataupun jajaran dibawahnya. Hanya puluhan anggota kepolisian yang berjaga dan enggan dimintai keterangan. (TH)