PROBOLINGGO, detikkota.com – Panitia Lomba Desain Motif Batik Kota Probolinggo 2025 resmi mengumumkan para pemenang pada malam puncak peringatan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo, Senin (29/9/2025) di Stadion Bayuangga.
Pada kategori pelajar, juara pertama diraih Candida Ardelle, siswi SMAK Mater Dei, dengan karyanya Glipang Wira Budaya. Sementara itu, kategori umum dimenangkan Luluk Tumintah dengan karya berjudul Tari Glipang.
“Alhamdulillah karya ini bisa menang. Ide saya terinspirasi dari Tari Glipang yang saya padukan dengan motif daun serta sentuhan warna hitam dan emas,” ujar Candida usai menerima penghargaan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, yang menyerahkan hadiah bersama Wakil Wali Kota Ina Dwi Lestari, menekankan pentingnya inovasi dalam melestarikan batik khas daerah. “Saya berpesan jangan berhenti berinovasi, jangan takut bersaing, dan jangan lupa berkolaborasi. Batik Kota Probolinggo adalah milik kita, mari kita rawat agar semakin hebat dan berdaya,” ucapnya.
Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani, yang juga menjadi ketua tim juri, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta. “Bagi saya semua peserta adalah pemenang. Kami berkomitmen membantu mempromosikan karya desainer muda Kota Probolinggo, bahkan dalam waktu dekat karya ini akan kami bawa ke Surabaya Fashion Parade,” jelasnya.
Lomba yang digelar oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kota Probolinggo ini diikuti 184 peserta dan terbagi dalam dua kategori, pelajar dan umum. Dari masing-masing kategori, delapan finalis terpilih untuk mengikuti pelatihan pengaplikasian desain pada kain.
Mengusung tema Probo Glam atau Pesona Probolinggo dalam Gaya Modern, penilaian karya dilakukan berdasarkan sembilan aspek, meliputi kesesuaian tema, kreativitas, estetika visual, pemilihan warna, penempatan motif, fungsi dan aplikasi, kesesuaian jenis kain, ukuran kain, serta nilai kelokalan.
Sejumlah motif finalis yang lolos antara lain Mangga Probolinggo Manis Dalam Batik, Segara Biru, Petik Laut: Bayang Warisan dalam Ombak, Srikandi Jaran Bodhag, hingga Manggur (Dua Rasa Satu Cerita).
“Motif-motif ini menunjukkan kekayaan budaya dan kearifan lokal Probolinggo. Saya yakin dengan promosi yang baik, batik Probolinggo bisa semakin dikenal luas,” tambah dr. Evariani.
Penulis : D/P
Editor : Md