SUMENEP, detikkota.com – Kabupaten Sumenep yang dikenal sebagai salah satu pusat kebudayaan di Jawa Timur dinilai memiliki kekayaan seni tradisi yang hidup kuat di tingkat komunitas desa maupun pusat kabupaten. Meski demikian, pengelolaan data dan pelestarian produk seni dinilai masih memerlukan penguatan.
Hal itu disampaikan Tim Riset Universitas Al Amien Prenduan dalam Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida), Jumat (21/11/2025). FGD tersebut menjadi bagian dari penelitian berjudul “Evaluasi Kebijakan Pendataan dan Pelestarian Produk Seni di Kabupaten Sumenep: Analisis Efektivitas dan Rekomendasi Kebijakan Publik Distributif.”
Peneliti Universitas Al Amien, Luthfatul Qibtiyah, mengungkapkan bahwa jumlah kelompok seni di Sumenep meningkat setiap tahun, namun belum diimbangi dengan pendataan yang memadai.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jumlah kelompok seni meningkat setiap tahun tetapi tidak dibarengi pendataan yang komprehensif,” ujarnya.
Ia menilai perlu adanya penyusunan Peraturan Bupati (Perbup) sebagai pedoman teknis pelaksanaan Perda Nomor 18 Tahun 2018. Aturan tersebut, kata Luthfatul, harus mengatur alur pendataan, mekanisme pelatihan, pembagian peran antarinstansi, pendanaan, dan indikator keberhasilan pelestarian seni.
Luthfatul juga mendorong pembangunan sistem pendataan berjenjang mulai dari desa hingga kabupaten. Desa menjadi titik awal pengumpulan data komunitas dan jenis kesenian, kecamatan berperan sebagai agregator, dan kabupaten sebagai pusat integrasi.
“Pendataan yang sistematis akan memudahkan identifikasi seni yang rentan punah, mengarahkan pelatihan serta memastikan distribusi sumber daya lebih tepat sasaran dan merata,” tambahnya.
FGD tersebut turut dihadiri perwakilan dari Disbudporapar, Bappeda, Dinas Sosial, dan Diskominfo.
Penulis : Red
Editor : Red







