Sewa Tanah Mahal, Petani: Tanah Banyak Dibeli Pengusaha

KOTA BATU, detikkota.com – Melalui awak media, Petani pangan asal Sumberejo, kec. Batu, kota batu, ungkapkan alasan tidak mau bercocok tanam sayur, Rabu (30/6/2021).

Tidak mempunyai lahan dan sewa tanah yang sangat mahal menjadi alasan utama. Mulyo menjelaskan bahwa ladang yang sempat ia cocok tanami ialah murni bukan kepemilikannya.

“Ya, karena sewa tanah mahal dan dua kotak yang sempat saya tanami itu miliknya orang luar. Ya,saya cuman nanam, ” ujarnya.

Harga sewa ladang satu petak yang berukuran 20 meter diperkirakan satu juta ke atas. Hal itu tentunya tidak mencukupi pemasukan petani.

“Sekarang ini sewa tanah satu kotak yang panjangnya 20 meter itu dah seribuan ke atas. Dan itu sudah mahal, ” ujarnya.

Salah satu penyebab harga sewa ladang mahal dikarenakan maraknya pembangunan di desa Sumberejo. Selain itu, Mulyo mengungkapkan bahwa banyak pengusaha beli tanah sehingga petani kesulitan untuk bercocok tanam.

” Sekarang banyak perumahan yang dibangun sehingga harga sewa tanah mahal. Kalau banyak bangunan yang dibangun, ya, kita kehilangan lahan. Pengusaha juga, ya, Dia beli tanah di mana-mana dan kalau udah dibeli, kebanyakan tidak boleh di tanami. Tanahnya cuma dibiarkan. Ya, tentunya tidak bisa disewa.

Kaliputih salah satu ladang di Sumberejo yang dijadikan perumahan, panjangnya 4 hektar. Miris sekali, karena desa di Batu sangat berpotensi untuk memproduksi bahan makanan.

Mulyo menjelaskan bahwa lahan di daerah Batu udah hampir habis dan itu sangat merugikan bagi petani sekitar.

“Daerah batu daerah dari mana-mana, ya, kebanyakan pengusaha. Jadi habis lahannya,” ujarnya. (red)