SUMENEP, detikkota.com – Cuaca ekstrem saat ini melanda Nelayan kecamatan Dungkek, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Kondisi cuaca ekstrem membuat nelayan lebih memilih diam dan memancing di daratan ketimbang melaut.
Pantauan media detikkota.com ini para nelayan duduk santai di pinggir tepi pantai dan bahkan ada jugak yang memilih memperbaiki perahunya.
Ahmawi (32) Desa Lapa Laok, Kecamatan Dungkek mengaku tak ingin mengambil risiko untuk melaut. Selain angin kencang dan ombak besar, hasil tangkapan mereka juga sangat minim dan tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Untuk sekali berangkat, biaya yang dibutuhkan minimal Rp1 juta, sedangkan hasil tangkapan paling banyak hanya antara Rp200 ribu hingga Rp300 ribu.
“Apa lagi buruk cuacanya, Ombak bisa tiga meter kalau di tengah apalagi angin yang kencang,” kata Ahmawi saat berbincang dengan detikkota.com di Pelabuhan Dungkek tempat dia magar perahunya, Selasa (23/2/2021).
Untuk memenuhi kebutuhan kesehariannya, Ahmawi mengakui memilih berlayar di pinggiran setiap pagi dan menjual apa yang bisa dijual yang dimiliki dirumahnya untuk bisa memenuhi rumah tangganya.
“Karena kalau bergantung pada menangkap ikan di laut, itu kan sama halnya dengan bergantung pada cuaca,” ucapnya.
Diwaktu yang sama salah satu nelayan Iskandar Dusun Bujaan Desa Lapa Laok Kecamatan Dungkek menyampaikan akibat cuaca buruk sperti ini teman teman takut yang mau nelayan mas.
“Mending diam tidur mancing di plabuhan yang baru dan kerja di daratan dari pada haru melawan cuacua yang membahayakan pada kita,” kata Iskandar.(fer)







