Ilmuan Asal Jepang membuktikan bahwa puasa tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan

Kamis, 6 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Japanese scientist Yoshinori Ohsumi in Tokyo in 2015. (Jiji Press/AFP-Getty Images)

Japanese scientist Yoshinori Ohsumi in Tokyo in 2015. (Jiji Press/AFP-Getty Images)

detikkota.com – Seorang ilmuwan asal Jepang, Yoshinori Ohsumi, menemukan manfaat penting dari puasa terhadap kesehatan, khususnya dalam proses autofagi (autophagy).

Autofagi adalah proses alami di dalam tubuh yang berperan dalam mendaur ulang sel-sel yang rusak dan menggantikannya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.

Penelitian peraih Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 2016 membuktikan bahwa puasa tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan dengan memperbaiki sel-sel tubuh secara alami.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Proses autofagi membantu tubuh melawan penuaan, meningkatkan daya tahan tubuh, dan mencegah berbagai penyakit kronis.

Metode ini semakin populer di seluruh dunia karena dianggap sebagai cara alami untuk memperbaiki kesehatan tanpa obat-obatan.

Berikut ini penjelasan mengenai hasil penelitiannya terkait puasa.

1. Proses Autofagi

Autofagi adalah mekanisme pembersihan sel di mana sel-sel tubuh memecah dan mendaur ulang komponen yang rusak atau tidak berguna.

Proses ini membantu tubuh membersihkan racun dan memperbarui sel untuk menjaga kesehatan tubuh.

2. Puasa dan Aktivasi Autofagi

Penelitian Dr. Ohsumi menunjukkan bahwa proses autofagi diaktifkan saat tubuh tidak menerima asupan makanan selama beberapa jam, biasanya setelah 8 hingga 12 jam berpuasa.

Saat tubuh kekurangan energi dari makanan, ia mulai menggunakan cadangan energi dari sel-sel yang rusak, sehingga mempercepat regenerasi sel baru.

3. Manfaat Kesehatan

Proses ini memiliki berbagai manfaat kesehatan, di antaranya:

Mencegah penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Memperlambat penuaan.
Memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Mengurangi risiko kanker.
Menjaga kesehatan jantung.

4. Puasa Intermiten

Dr. Ohsumi juga menyatakan bahwa metode puasa intermiten (intermittent fasting), di mana seseorang tidak makan selama 8-16 jam, sangat efektif dalam merangsang autofagi.

Metode ini semakin populer di seluruh dunia karena dianggap sebagai cara alami untuk memperbaiki kesehatan tanpa obat-obatan.

Berita Terkait

UMKM: Jalan Sunyi Pengentasan Kemiskinan di Sumenep
Satu Kongres, Banyak Ketua—Mana yang Ketua Beneran?
Mengapa Muharram Disebut Bulan Mulia? Ini 20 Alasannya!
Terjebak Banjir dan Terjerembab ke Jurang: Catatan Liputan dari Patean
Ketika Silaturahmi Organisasi Hanya Sebatas Chat: Sebuah Catatan Kritis
Dokter Spesialis RSUD dr Moh Anwar Sumenep Bagikan Tips untuk Kesehatan Kulit
Calon Bupati Yang Takut “Ditelikung Wakil”, Memiliki Peluang Akan Berkuasa Dengan Otoriter
Hasil Survei, Wanita Indonesia Lebih Menyukai Pria Wangi daripada Tampan

Berita Terkait

Senin, 15 September 2025 - 12:11 WIB

UMKM: Jalan Sunyi Pengentasan Kemiskinan di Sumenep

Rabu, 30 Juli 2025 - 18:04 WIB

Satu Kongres, Banyak Ketua—Mana yang Ketua Beneran?

Kamis, 3 Juli 2025 - 10:55 WIB

Mengapa Muharram Disebut Bulan Mulia? Ini 20 Alasannya!

Jumat, 23 Mei 2025 - 10:24 WIB

Terjebak Banjir dan Terjerembab ke Jurang: Catatan Liputan dari Patean

Minggu, 18 Mei 2025 - 13:26 WIB

Ketika Silaturahmi Organisasi Hanya Sebatas Chat: Sebuah Catatan Kritis

Berita Terbaru

Opini

UMKM: Jalan Sunyi Pengentasan Kemiskinan di Sumenep

Senin, 15 Sep 2025 - 12:11 WIB