Jatim Raih NTE KTH Tertinggi Nasional, Gubernur Khofifah Beri Apresiasi

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi Nilai Transaksi Ekonomi Kelompok Tani Hutan (NTE KTH) Jawa Timur tertinggi Nasional.

MOJOKERTO, detikkota.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memberikan apresiasi atas capaian Nilai Transaksi Ekonomi Kelompok Tani Hutan (NTE KTH) Jawa Timur yang berhasil menjadi yang tertinggi secara nasional. Hal tersebut disampaikannya dalam agenda Sinergi Rimbawan di Wisata Bukit Kayoe Putih, Kabupaten Mojokerto, Selasa (22/7/2025).

Jawa Timur tercatat menyumbang 43,85 persen dari total NTE Nasional dengan nilai lebih dari Rp777 miliar dalam periode Januari hingga 21 Juli 2025. Sebelumnya, pada 10 Desember 2024, provinsi ini juga menerima penghargaan dari Menteri Kehutanan atas capaian NTE KTH tahun lalu yang mencapai Rp619,9 miliar atau 47,57 persen dari total nasional.

“Ini semua berkat hilirisasi dan inovasi yang terus dilakukan oleh masyarakat kehutanan di Jatim,” ujar Gubernur Khofifah.

Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi berbagai pihak dalam sektor kehutanan, Gubernur Khofifah menyerahkan penghargaan kepada 46 penerima dari lima kategori, meliputi pemerintah daerah, BUMN/BUMD/NGO, serta pelaku usaha kehutanan dan kelompok tani hutan.

Di kesempatan itu pula, diluncurkan An-Nahl Science Techno Park yang akan menjadi pusat inovasi budidaya lebah madu, serta Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Rakyat (SIPUHH-R). Kedua inisiatif ini diharapkan mendukung peningkatan ekonomi masyarakat berbasis hasil hutan.

Khofifah juga melakukan penanaman simbolis bibit pohon maja dalam kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), diikuti oleh penanaman pohon pule oleh Staf Ahli Menteri Kehutanan dan Bupati Mojokerto. Ia menyebut penanaman pohon sebagai bentuk “sedekah oksigen” bagi generasi mendatang.

Selain itu, Khofifah menyempatkan diri mengunjungi stan produk unggulan kelompok tani hutan, serta berdialog dengan para pelajar yang ikut dalam kegiatan Forest Education Day. Ia juga menyerahkan bantuan Alat Ekonomi Produktif (AEP) dan melepas secara simbolis ekspor hasil kehutanan senilai lebih dari Rp5 miliar ke Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, dan Malaysia.