Kemenkes Targetkan 53 Juta Siswa Ikuti Cek Kesehatan Gratis di Sekolah

Pelaksanaan CKG di sekolah telah dimulai lebih awal di 72 sekolah rakyat berasrama/Foto: Kemenkes

JAKARTA, detikkota.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) Sekolah pada tahun 2025. Program ini merupakan bagian dari agenda prioritas Presiden dan Wakil Presiden dalam memperkuat layanan kesehatan preventif sejak usia dini.

CKG akan dilaksanakan di 282.317 satuan pendidikan dari jenjang SD hingga SMA/SMK, termasuk madrasah, pesantren, serta sekolah rakyat binaan Kementerian Sosial.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa pelaksanaan program ini selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjamin akses layanan kesehatan bagi seluruh warga, terutama anak-anak.

“Program ini dimulai di 72 sekolah rakyat berasrama. Hasil awal menunjukkan masalah gigi paling banyak ditemukan, diikuti gangguan mata, anemia, dan kesehatan mental,” kata Menkes Budi, Kamis (31/7/2025).

Ia juga menyoroti pentingnya deteksi dini gangguan jiwa pada anak, terutama kecemasan akibat penggunaan gawai. Oleh karena itu, program CKG turut memasukkan pemeriksaan kesehatan mental sebagai salah satu inovasinya.

Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menambahkan bahwa program ini menyasar anak-anak usia 7–17 tahun, kelompok yang rentan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Data Kemenkes menunjukkan bahwa satu dari enam anak usia 13–15 tahun mengalami kelebihan berat badan, sementara satu dari enam anak usia 5–14 tahun menderita anemia.

Jenis pemeriksaan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Untuk SD/sederajat terdapat 13 item pemeriksaan seperti status gizi, tekanan darah, kesehatan gigi, mata, telinga, mental, dan imunisasi—tanpa pengambilan darah.

Pada jenjang SMP/sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan, termasuk skrining talasemia dan pengambilan darah ringan untuk tes hemoglobin. Sedangkan untuk SMA/sederajat, dilakukan 14 pemeriksaan, termasuk aspek kesehatan reproduksi.

Pemeriksaan dilakukan di dua ruangan: satu untuk pemeriksaan fisik dan satu untuk mata dan telinga. Tambahan pemeriksaan kebugaran dilakukan di lapangan oleh guru PJOK.

Program ini melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan tenaga pendidik sekolah. Persiapan dilakukan tujuh hari sebelumnya, termasuk pembagian kuesioner ke siswa dan orang tua serta koordinasi teknis.

Hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti secara individu maupun kelompok. Siswa dengan masalah kesehatan akan dirujuk ke Puskesmas, sementara tren umum seperti obesitas akan ditangani melalui program edukatif bersama sekolah.

Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Hasbi, menyebut program ini sebagai bagian dari pendekatan jemput bola pemerintah dalam memperluas akses kesehatan.

“Pemerintah kini hadir langsung ke sekolah, bukan hanya menunggu masyarakat datang ke fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Kick-off nasional program CKG Sekolah akan digelar serentak pada 4 Agustus 2025 di 12 lokasi pendidikan di berbagai daerah, termasuk Jakarta, Bandung, Semarang, Sidoarjo, dan Tangerang.