Masa Pandemi Covid-19 Perayaan Nyepi di Banyuwangi Tanpa Ogoh-ogoh

Kamis, 11 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pawai ogoh-ogoh

Pawai ogoh-ogoh

BANYUWANGI, detikkota.com – Pawai ogoh-ogoh yang menjadi tradisi perayaan Hari Raya Nyepi di tahun 2021 masih ditiadakan. Keputusan itu didasari kasus Covid-19 di Indonesia yang masih tinggi dan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Pelarangan pawai ogoh-ogoh itu diputuskan bersama oleh Parisada Hindu Dharma Indoneia (PHDI) dengan Majelis Desa Adat melalui Surat Edaran (SE) tertanggal 19 Januari 2021 lalu.

“Pengarakan ogoh-ogoh bukan merupakan rangkaian wajib Hari Suci Nyepi, karena itu pengarakan ogoh-ogoh pada Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1943/2021 untuk sementara ini ditiadakan,” kata Pemangku Umat Hindu Sukajiyanto dalam keterangan ucapnya saat ditemui, Rabu (10/3/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pemangku dari Pura Bukit Amerta yang beralamatkan di Dusun Kalisuro, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari ini menegaskan, bahwa dari keterangan yang didapat dari Gubernur Provinsi Bali, untuk kebijakan pelarangan pawai ogoh-ogoh oleh masyarakat juga berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 46 tahun 2020, dan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2021 tentang PPKM.

Hari Raya Nyepi jatuh pada Minggu tanggal 14 Maret besok. Menurutnya adanya pelarangan pawai ogoh-ogoh itu tak terlepas dengan pertimbangan beberapa peraturan yang sudah ada sebelumnya yakni di tahun 2020.

Tak cuma pawai ogoh-ogoh saja yang sementara di tiadakan, namun upacara Melasti, Tawur, dan Pangrupukan yang juga rangkaian Hari Raya Suci Nyepi pun diminta untuk mengikuti protokol kesehatan dalam pelaksanaannya.

“Pertama, yakni pembatasan jumlah peserta. Paling banyak 50 orang. Kedua, pemukan agama menggunakan ‘paniratan’ yang bersih untuk memercikkan tirta kepada umat dan memberikan bija dengan peralatan yang bersih, ketiga yakni dilarang membunyikan petasan atau mercon sejenisnya. Keempat, bagi yang sedang sakit atau kurang sehat tidak diperbolehkan mengikuti upacara. Kelima, mematuhi seluruh protokol kesehatan,” jelas Sukajiyanto.

Pemangku berharap bagi umat lain yang ada di Banyuwangi ini agar bersama-sama mendukung dan menyukseskan pelakasaan Nyepi ini agar berjalan sukses dan lancar.

“Saya harap untuk agenda upacara pengerupukan Nyepi di Banyuwangi ini bisa berjalan lancar, dan tidak ada lagi Corona ini supaya kita terjauh dari adanya pandemi ini,” pungkasnya. (Jir)

Berita Terkait

Bupati Subang Buka Grand Final Pasanggiri Mojang Jajaka 2025
DPUTR Purwakarta Uji Kualitas Pasir Proyek Infrastruktur 2025
Wali Kota Surabaya Sidak Kelurahan Kebraon, Temukan Praktik Pungli Adminduk
Siswa MIN 2 Sumenep Raih Juara I Karate di Jatim Martial Arts Championship
Lapas Banyuwangi Gelar Skrining TBC untuk 900 Warga Binaan
Kapolres Sumenep Pimpin Penghormatan Terakhir untuk Bripka Rahmat Hidayat
Kapolsek Krejengan Ingatkan Pelajar SMPN 2 Pentingnya Tertib Berlalu Lintas
Pelari Jerman Kagumi Keindahan Banyuwangi di Ijen Green Trail Run 2025

Berita Terkait

Minggu, 14 September 2025 - 09:16 WIB

DPUTR Purwakarta Uji Kualitas Pasir Proyek Infrastruktur 2025

Senin, 8 September 2025 - 15:11 WIB

Wali Kota Surabaya Sidak Kelurahan Kebraon, Temukan Praktik Pungli Adminduk

Senin, 8 September 2025 - 15:10 WIB

Siswa MIN 2 Sumenep Raih Juara I Karate di Jatim Martial Arts Championship

Senin, 8 September 2025 - 13:03 WIB

Lapas Banyuwangi Gelar Skrining TBC untuk 900 Warga Binaan

Senin, 8 September 2025 - 13:01 WIB

Kapolres Sumenep Pimpin Penghormatan Terakhir untuk Bripka Rahmat Hidayat

Berita Terbaru

Lima atlet muaythai asal Kabupaten Probolinggo resmi diberangkatkan untuk mengikuti Kejurnas Muaythai 2025 di NTB.

Olah Raga

Lima Atlet Muaythai Probolinggo Wakili Jatim di Kejurnas NTB

Senin, 15 Sep 2025 - 17:11 WIB

Opini

UMKM: Jalan Sunyi Pengentasan Kemiskinan di Sumenep

Senin, 15 Sep 2025 - 12:11 WIB