BANGKALAN, detikkota.com – Menghadapi ancaman kekeringan akibat musim kemarau, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan mulai menyalurkan bantuan air bersih ke wilayah-wilayah terdampak. Pengiriman tahap awal dilakukan melalui pelepasan armada tangki di Pendopo Agung Bangkalan, Jumat (8/8/2025), sebagai bagian dari status siaga darurat kekeringan.
Bantuan ini melibatkan kerja sama empat lembaga, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Dinas Sosial, dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Bangkalan. Pada tahap awal, tujuh tangki air bersih dikirim ke tujuh desa di empat kecamatan yang dilaporkan paling membutuhkan.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Bangkalan, Ismed Efendi, mengatakan bahwa distribusi air dilakukan berdasarkan permintaan resmi dari kecamatan, kepala desa, maupun anggota DPRD. Berdasarkan pemetaan BPBD, saat ini terdapat 50 desa yang berpotensi mengalami krisis air bersih, meskipun jumlah tersebut menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami mengimbau desa untuk menggali potensi sumber air lokal, dan bila memungkinkan mengalokasikan dana desa untuk penanganan kekeringan. Jika tidak ada sumber air yang bisa diakses, maka bantuan air bersih akan disalurkan,” jelas Ismed.
Plt Kepala BPBD Bangkalan, Rizal Mardiansyah, menambahkan bahwa pendistribusian air bersih dilakukan setiap hari selama kondisi kekeringan masih berlangsung. Menurutnya, air bersih disediakan oleh PDAM secara cuma-cuma, sementara BPBD bertanggung jawab atas biaya operasional armada.
“Tim di lapangan bergerak setiap hari untuk memastikan kebutuhan air bersih masyarakat terpenuhi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PMI Bangkalan, Sa’ad Asjari, menyatakan bahwa penanganan kekeringan membutuhkan koordinasi lintas sektor. Ia menegaskan bahwa PMI, BPBD, Dinas Sosial, dan PDAM telah menjalin kerja sama yang solid dalam mengatasi dampak musim kemarau.
“Setiap tahun kita sudah terbiasa bekerja sama. Namun tahun ini kita berupaya lebih cepat agar dampak kekeringan bisa diminimalkan,” kata Sa’ad.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), saat ini wilayah Madura masih berada pada fase kemarau basah. Puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi mulai bulan September. Pemkab Bangkalan memastikan akan memperluas distribusi air bersih jika ada tambahan desa yang mengalami krisis air.