SUBANG, detikkota.com – Kelompok Tani (Poktan) Madusari Dua mulai melaksanakan kegiatan pembangunan jalan usaha tani (JUT) yang bersumber dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) melalui Dinas Pertanian di setiap daerah.
Adapun besaran biaya atau total nominal anggaran dari pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan tersebut yakni senilai Rp. 350 juta dengan volume panjang mencapai 1000m/1Km, lebar 2m dan dilaksanakan langsung secara swakelola yakni oleh Kelompok Tani.
Titik lokasi pengerjaan proyek pembangunan jalan usaha tani tersebut berlokasikan di Kedusunan 1, RT 007, 008, 009 (mencakup 2 dusun). Rabu, (5/11/2025).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Anap selaku Ketua Kelompok Tani Madusari Dua mengatakan, bahwa pihaknya sangat mengapresiasi langkah nyata dari Pemerintah terhadap para petani di tiap-tiap daerah, terkhusus para petani nanas, dengan demikian secara otomatis produktivitas para petani semakin meningkat dan dari olahan hasil panenya pun akan jauh lebih berkualitas.
“Terimakasih kepada Kementerian Pertanian juga Dinas Pertanian beserta seluruh jajaran atas terciptanya program yang menyasar langsung kepada para petani di tiap daerah bahkan hingga pelosok desa sekalipun, dengan dibangunnya jalan usaha tani ini tentu akan berdampak besar terhadap produktivitas dan kualitas yang akan dihasilkan,” Imbuhnya.
Sementara itu Asep Pulloh selaku Kepala Desa Kumpay menambahkan, pihaknya pun turut mengapresiasi gebrakan dari Kementerian Pertanian juga Dinas Pertanian beserta seluruh jajaran, selain dilihat dari kualitas dan produktivitas dari para petani nanas kedepan setelah rampung kegiatan pembangunan ini, ini merupakan pengingat akan simbol atau icon dari kota Subang itu sendiri, dan tentu wajib hukumnya harus dijaga dan dilestarikan oleh seluruh warga Subang.
“Semua pihak sangat mendukung, karena ini akan berdampak positif bagi para petani nanas yang ada di tiap wilayah terkhusus di desa kami, ditambah lagi icon nya kota Subang kan Nanas, jadi jelas dengan begitu program ini sangat identik dengan icon kota nya sendiri, jelas harus dijaga, dikembangkan dan dilestarikan itu wajib hukumnya,” ujarnya.
Lebih lanjut ia memaparkan, dengan dibangunnya jalan usaha tani seperti ini secara otomatis para petani akan lebih mudah untuk mengakses jalan menuju lahan kebunya masing-masing, dan tentunya akan berdampak besar bagi roda perekonomian yang ada di desa, karena mayoritas warga adalah para petani.
“Lihat saja, para petani kami sangat antusias menyambut program ini, karena memang ini sangat penting dalam menopang hasil olahan daripada nanas itu sendiri, semoga dengan ini semangat dari para petani dapat tergugah kembali, secara otomatis roda perekonomian mereka dapat berangsur membaik,” ujarnya.
Kemudian pihaknya pun menyatakan bahwa saat ini sedang mengajukan program sumur pantek dari Dinas Pertanian, karena memang kurangnya pasokan air bersih yang mengairi perkebunan para petani mereka tentu agar hasil olahan nanas tersebut dapat maksimal.
“Dan tidak hanya itu saja, kami pun disini selalu berkoordinasi dengan para kelompok tani untuk mengajukan bantuan Sumur Pantek kepada Dinas Pertanian yang mana semoga di bulan depan ini dapat segera terealisasi, jelas kami sangat membutuhkan pasokan air bersih untuk memaksimalkan hasil olahan dari nanas itu sendiri, ya semoga itu dapat segera terealisasi,” tutupnya.
Penulis : DR
Editor : DR







