SMK Negeri 1 Tegalsari Tekankan Komunikasi Kepada Wali Siswa

Kepala SMK Negeri 1 Tegalsari, Gatot Kurnianta.

BANYUWANGI, detikkota.com – SMK Negeri 1 Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi menyiapkan berbagai sarana dan prasarana menyambut siswa-siswi baru yang terpilih dalam Penerimaan Peserts Didik Baru (PPDB) tahun 2023.

Salah satu jurusan di sekolah itu, Tata Busana (TB), bekerja sama dengan beberapa pengusaha toko kain di wilayah Kabupaten Banyuwangi untuk menyalurkan bantuan seragam gratis untuk peserta didik baru.

Sekolah melalui koperasi siswa (Kopsis) yang dikelolanya menyediakan seragam untuk siswa-siswi baru, meski mereka tidak diwajibkan membelinya di Kopsis tersebut. Malah, Kopsis sering memberikan seragam gratis kepada para siswasiswi yang betul-betul tidak mampu, dengan menunjukan surat keterangan dari instansi terkait.

Kepala SMK Negeri 1 Tegalsari, Gatot Kurnianta mengatakan, pihaknya tidak pernah memaksakan kepada para siswa-siswi untuk membeli seragam sekolah di Kopsis. Pihaknya hanya meminta kepada para wali murid untuk mengkomunikasikan setiap kesulitan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa baru agar bisa dicarikan sosulisnya lebih awal.

“Tujuan kami menyiapkan seragam sekolah di Kopsis adalah untuk pengembangan UPJ (unit produksi dan jasa) sekolah, dan tidak pernah memaksa kepada siapapun atau bahkan mewajibkan siswa membeli seragam di Kopis,” terangnya, Rabu (26/7/2023).

Gatot menjelaskan, perhatian penuh kepada siswa kurang mampu dan yatim piatu menjadi prioritas sekolah. Langkah ini diambil agar mereka tetap bisa mendapatkan akses pendidikan yang sama dengam yang lain.

“Meski secara ekomoni mereka tidak seberuntung yang lain, mereka harus tetap bisa sekolah hingga lulus,” imbuhnya.

Sementara itu, Kasi Humas SMK Negeri 1 Tegalsari, Ahmad  Mahrus   menambahkan, maraknya rumor di tengah masyarakat bahwa sekolah mengharuskan siswanya membeli kebutuhan seragam di Kopsis perlu diluruskan.

“Informasi yang diterima masayarakat, terutama para wali siswa itu salah. Tidak ada intruksi yang mengharuskan siswa untuk membeli kebutuhan sekolah di Kopsis. Semua kembali kepada yang bersangkutan. Kami hanya berharap untuk saling berkoordinasi agar tidak terjadi kesalahpahaman,” tegasnya.