Harga Kedelai Naik, Pengrajin Tempe Tiga Hari Mogok Produksi 

Senin, 21 Februari 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, detikkota.com – Pengrajin tempe di Surabaya melakukan mogok produksi selama tiga hari ke depan, menyusul naiknya harga kedelai. Salah satu lauk pelengkap saat makan ini pun disebut bakal sulit ditemui.

Mogok produksi ini tertuang dalam surat edaran yang dikirim pengurus paguyuban perajin tempe dengan nomor surat 01/PPT/JATIM/II/2022 kepada perajin tempe se-Surabaya.

“Benar, itu sudah keputusan dari pusat yaitu KOPTI (Koperasi Pengrajin Tahu Tempe Indonesia). Dari pengrajin tempe ikut agar harga kedelai impor sebagai bahan baku kembali turun,” kata Sudono, salah satu pengrajin tempe di Surabaya saat dikonfirmasi, Senin (21/2/2022).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menyebut, harga kedelai impor mengalami kenaikan sejak dua Minggu lalu. Dari harga Rp9.200 kini menjadi Rp12.000 lebih per kilogramnya.

“Itu harga dari distributor yang mendatangkan kedelai impor dari Amerika Latin seperti Brazil. Ini aja saya nggak produksi,” jelasnya.

Sementara Misa, pedagang sayur keliling mengaku akibat mogok produksi ini, ia pun untuk sementara waktu tidak berjualan tempe maupun tahu, karena harganya yang naik.

“Nggak dulu (jualan tempe) mas. Katanya juga lagi nggak produksi. Ibu-ibu juga tanya, tapi nggak dulu. Saya ambil untung sedikit, ibu-ibu nawar. Rugi toh mas,” ujarnya.

Sebenarnya, tidak hanya kenaikan harga kedelai impor saja yang membuat para pengrajin tahu dan tempe di Surabaya merana.

Pandemi Covid-19 juga mengakibatkan daya beli masyarakat menurun yang akhirnya berimbas kepada para pengrajin tempe.

“Dulu sebelum pandemi, saya bisa mempekerjakan orang untuk membantu membuat tempe. Tapi sekarang tidak bisa lagi sejak pandemi Covid-19,” kata Rohman salah satu perajin tempe di Surabaya.

Ia mengatakan setiap hari kini hanya mampu memproduksi setengah kuintal kedelai impor dari Amerika Latin karena tidak lagi memiliki pegawai.

“Setiap hari, 21 ton tempe masuk ke pasar di kawasan Jagir, Surabaya dari ratusan pembuat tempe. Tapi sekarang turun karena pandemi,” ujarnya. (Redho)

Berita Terkait

Presiden Prabowo Lantik Komisi Percepatan Reformasi Kepolisian, Jimly Asshiddiqie Jadi Ketua
Bupati Ipuk Sambut Baik Arahan Presiden Prabowo untuk Perpanjangan Kereta Cepat ke Banyuwangi
Satpas Polres Sumenep Tingkatkan Pelayanan Masyarakat Melalui Program Polisi Menyapa
Tim Itwasda Polda Jatim Gelar Audit Kinerja Tahap II di Polres Sumenep
Wali Kota Eri Cahyadi Sambut Delegasi 17 Negara dalam Peringatan 70 Tahun KAA di Surabaya
PB ISSI Beri Penghargaan untuk Banyuwangi, Apresiasi Konsistensi Kembangkan Sport Tourism
BMKG Imbau Warga Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem, Lumajang Masuk Daerah Rawan
DLH Surabaya Selidiki Fenomena Ikan Mabuk di Banyu Urip dan Kalimas, Diduga Akibat Penurunan Kadar Oksigen

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 08:34 WIB

Presiden Prabowo Lantik Komisi Percepatan Reformasi Kepolisian, Jimly Asshiddiqie Jadi Ketua

Rabu, 5 November 2025 - 12:18 WIB

Bupati Ipuk Sambut Baik Arahan Presiden Prabowo untuk Perpanjangan Kereta Cepat ke Banyuwangi

Rabu, 5 November 2025 - 11:12 WIB

Satpas Polres Sumenep Tingkatkan Pelayanan Masyarakat Melalui Program Polisi Menyapa

Senin, 3 November 2025 - 15:18 WIB

Tim Itwasda Polda Jatim Gelar Audit Kinerja Tahap II di Polres Sumenep

Jumat, 31 Oktober 2025 - 10:22 WIB

Wali Kota Eri Cahyadi Sambut Delegasi 17 Negara dalam Peringatan 70 Tahun KAA di Surabaya

Berita Terbaru