SUMENEP, detikkota.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung kedalam Gerakan Mahasiswa Ekstra Parlementer (Gempar), hari ini Jum’at tanggal 29 Oktober 2021 menggelar demonstrasi di depan kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur
Kedatangan mahasiswa ini, untuk menuntut realisasi janji politik yang dugaungkan saat kampanye. Salah satunya janji politik terkait pemerataan pembangunan antara Kepulauan dan daratan, bahkan Wakil Bupati terpilih Nyai Hj Dwi Khalifah sampai berjanji untuk berkantor di Kepulauan. Namun, pada faktanya hampir setahun Fauzi-Eva menjabat pembangunan di kepulauan tak kunjung membaik
Justru jurang ketimpangannya semakin dalam. Salah satu contohnya, hingga kini belum terpenuhi kebutuhan dasar listrik di mayoritas Kepulauan yang ada di Kabupaten Sumenep. Dan problem ini merupakan masalah klasik
Biasanya setiap musim politik tiba, janji untuk menerangi kepulauan selalu muncul. Tapi seketika gelap ketika musim politik elektoral usai. Belum lagi buruknya pelayanan kesehatan, sempitnya akses pendidikan. Pemenuhan kebutuhan ini menurut Kordinator Aksi Mohammad Nor menyebut bagaikan berharap bintang jatuh dari langit
Nor mencurigai, isu pemerataan ini hanya menjadi komuditas politik para elite pada setiap momentum elektoral. Utamanya isu-isu yanh beririsan dengan Kepulauan
“Ini menjadi PR besar Pemkab Sumenep, dimana ada ketimpangan pembangunan antara daratan dan kepulauan. Salah satunya ketersediaan listrik dan infrastruktur,” katanya, Jum’at 29/10/2021
Tidak hanya itu massa aksi juga menyoroti, tingginya angka kemiskinan yang ada di Kabupaten Sumenep dan hingga hampir 1 tahun berkuasa Fauzi-Eva tak kunjung memberikan solusi konkrit. Lebih-lebih Kabupaten Sumenep hari ini ada di posisi kedua termiskin di Jawa Timur setelah Sampang.
“Ini menjadi pertanyaan besar teman-teman mahasiswa dan masyarakat. Karena secara kualitas sumber daya alam Kabupaten Sumenep terkaya kedua, kenapa menjadi termiskin kedua di Jawa Timur,” papar Nor.
Atas Fakta-fakta itu Nor menilai jargon Bismillah Melayani hanya menjadi isapan jempol belaka. Atau hanya lips service untuk menarik simpati publik, sebagai bagian cara untuk mendulang elektoral semata. Sebab dalam prakteknya ketimpangan masih terjadi
Maka dari itu, mereka mendesak Pemkab Sumenep melaksanakan pemerataan pembangunan dan juga mendesak Pemkab menciptakan spirit ekonomi kemasyarakatan yang sesuai dengan SDM masyarakat, utamanya petani dan nelayan.
“Selebihnya petani dan nelayan diangkat harkat dan martabatnya, sejauh ini Pemkab Sumenep sudah mempunyai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), namun tidak ada satupun BUMD yang mengawal perikanan dan pertanian. Ini yang akan terus disuarakan mahasiswa kedepan selama kepemimpinan Fauzi Eva,” pungkasnya. (TH)