JAWA BARAT, detikkota.com – Tragedi memilukan kecelakaan maut bus pariwisata yang terjadi di Ciater Subang Jawa Barat menewaskan 11 orang pelajar dari SMK Lingga Kencana menjadi sorotan beberapa hari ini.
Sebenarnya tragedi kecelakaan maut yang menimpa rombongan pelajar yang tengah berwisata berulangkali terjadi. Salah satunya yang paling memilukan adalah tragedi kecelakaan maut yang dialami para siswa dan siswi SMK Yapemda Sleman.
Bisa dikatakan peristiwa ini menjadi yang paling memilukan mengingat banyaknya korban yang tewas. Dalam kecelakaan itu seluruh penumpang yang ada di dalam bus yang berjumlah 54 orang tewas terdiri dari 51 siswa, dua guru, dan seorang pemandu wisata tak bisa menyelamatkan diri dan terpanggang hidup-hidup.
Sampai saat ini tragedi Paiton 2003 menjadi kecelakaan maut bus paling tragis sepanjang sejarah.
DARMAWISATA SMK YAPEMDA KE BALI
Kecelakaan maut yang menewaskan 54 orang terjadi di kawasan Banyuglugur, Situbono Jawa Timur pada 20 tahun lalu, tepatnya Rabu, 8 Oktober 2003. Peristiwa tersebut dikenal dengan Tragedi Paiton. Para korban adalah siswa dan guru dari SMK Yayasan Pembina Generasi Muda (Yapemda), Sleman Yogyakarta.
Kecelakaan berawal saat SMK Yapemda 1 Sleman melakukan darmawisata ke Bali dengan menggunakan tiga bus AO Transport. Kegiatan tahunan ini berjalan lancar, hingga tiba saat perjalanan pulang menuju Sleman.
BUS 3 YANG BERMASALAH
Pada tanggal 10 Oktober 2003, setelah kunjungan wisata ke Bali. Bus nomor 3 selalu tertimpa masalah sepanjang perjalanan pulang, yang pertama mengalami pecah kaca, lalu berlanjut dengan tersangkutnya kabel listrik.
Begitupula saat sesampainya di Ketapang Gilimanuk bus 3 kembali mengalami kendala. Sehingga bus 1 dan 2 keluar terlebih dahul dari kapal untuk menunggu bus 3 kembali bergerak. Kemudian ketiga bus kembali melanjutkan perjalanan bersama menuju Sleman.
Namun, tiba-tiba bus 3 menginfokan kembali pada bus 1 bahwa dia nengalami masalah lagi yaitu pada rem yang gagal bertungsi. Beruntungnya, bus 3 bisa mengatasi hal tersebut dan mereka kembali melanjutkan perjalanan dengan lancar.
BUS TERJEPIT DAN TERBAKAR
Saat bus melewati tanjakan di tikungan Jalan Raya Surabaya-Banyuwangi, kawasan Banyu Blugur, Situbondo, Jawa Timur. Sebuah truk kontainer tiba-tiba memotong jalur dari arah berlawanan, sedangkan ketiga bus rombongan siswa SMK tadi juga sedang menyalip kendaraan di depannya.
Bus 1 dan 3 berhasil menyalip dan kembali ke jalur, sedangkan bus 2 yang tidak berhasil menyalip, langsung ditabrak truk kontainer dari arah berlawanan tersebut. Seakan belum cukup, tiba tiba truk jenis colt diesel dari arah belakang juga menghantam bagian belakang bus tersebut.
Percikan api kemudian muncul di bagian depan bus yang ditabrak dipicu oleh tangki bahan bakar truk yang pecah dan terpercik api sekring listrik bus, sebagian lagi menyebut jika api muncul akibat gesekan antar badan truk dan ous ningga bernasil memercikkan api yang lantas menyebar.
Kebakaran begitu cepat terjadi, ditengarai karena adanya bahan-bahan yang mudah terbakar di dalam bus seperti tas dan karpet yang ditaruh di kursi. Kondisi kian parah saat sebuah truk tronton dari arah belakang menabrak bus rombongan pariwisata.
SELURUH SISWA TIDAK BISA MENYELAMATKAN DIRI
Sebenarnya para korban berupaya untuk menyelamatkan diri dengan menuju bagian belakang bus di dekat pintu namun pintu tersebut justru tak dapat dibuka karena tertabrak truk tronton.
Celakanya bus tak dilengkapi alat pemecah kaca sehingga penumpang tak dapat menyelamatkan diri ketika bus terbakar. Mereka pun terbakar dan tewas mengenaskan di dalam bus. Sang sopir bisa selamat setelah melompat dari bus, sedangkan kernetnya memecah kaca bagian depan.
Malam itu, warga sekitar PLTU Paiton mengatakan bahwa mereka menyaksikan kobaran api dan letupan kecil saat bus terbakar.
PROSES EVAKUASI YANG DRAMATIS
Evakuasi berlangsung dramatis, jasad para korban berkumpul di bagian belakang bus. Tubuh mereka hangus dan tidak bisa dikenali, beberapa di antara korban, tubuhnya bahkan tak lagi utuh karena telah menjadi abu.
RS Situbondo menjadi lokasi visum identitas korban. Banyaknya jumlah korban dan terbatasnya kapasitas rumah sakit, membuat jenazah harus diawetkan agar tidak membusuk sebelum identifikasi.
Petugas medis terpaksa meletakkan jenazah para siswa dengan sekat dan dikelilingi balok-balok es. Jenazah bahkan ada yang diletakkan di lorong rumah sakit karena keterbatasan ruang
IRING-IRINGAN 54 AMBULANCE YANG MENYAYAT HATI
Akhirnya, 40 jenazah berhasil dikenali. Iring-iringan mobil ambulance dan mobil jenazah membawa 54 jasad korban dari RSUD Situbondo, menuju SMK Yapemda 1 Brebah Sleman Yogyakarta, pukul 04.50. Setiap mobil jenazah ditempeli nomor dan foto ukuran 10 R milik para korban, termasuk 14 korban yang belum diidentifikasi.
SETELAH TRAGEDI PAITON YANG TEWASKAN 54 ORANG PEMERINTAH MENGUBAH STANDAR KESELAMATAN BUS INDONESIA
Kejadian ini membuat pemerintah langsung mewajibkan setiap bus untuk memiliki pintu darurat, jendela darurat, dan pemecah kaca sebagai kelengkapan kendaraan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya hal serupa.
Supir truk dan kernetnya dijadikan tersangka karena dianggap melakukan kelalaian yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Supir bus nomor 2 juga dijadikan sebagai tersangka, karena dinilai tidak maksimal menolong penumpang.