Daerah  

Pemkab Probolinggo Gelar Dialog dan Doa Bersama Mahasiswa di Candi Jabung

Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris saat menghadiri dialog dan doa bersama mahasiswa dan tokoh masyarakat di pelataran Candi Jabung, Kecamatan Paiton, Senin (8/9/2025).

PROBOLINGGO, detikkota.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo menggelar dialog dan doa bersama tokoh masyarakat serta mahasiswa di pelataran Candi Jabung, Desa Jabung Candi, Kecamatan Paiton, Senin (8/9/2025).

Acara tersebut dihadiri Bupati Probolinggo Gus dr. Mohammad Haris, Wakil Bupati Ra Fahmi AHZ, Ketua DPRD Oka Mahendra Jati Kusuma, jajaran Forkopimda, Sekda Kabupaten Probolinggo Ugas Irwanto, sejumlah pejabat pemkab, dan tokoh agama. Sejumlah organisasi mahasiswa turut serta, di antaranya HMI, GMNI, PMII, IMM, BEM, IPNU dan IPPNU Probolinggo Raya serta Kota Kraksaan.

Kegiatan diawali dengan dzikir dan doa bersama, dilanjutkan deklarasi mahasiswa yang berkomitmen menjaga stabilitas sosial dan mendukung pembangunan daerah.

Dalam sambutannya, Bupati Haris menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh elemen masyarakat demi mewujudkan Probolinggo yang aman, sejahtera, dan religius. “Kami tidak bisa membangun Kabupaten ini sendirian. Semuanya wajib terlibat mulai dari tokoh masyarakat, adik-adik mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat. Karena itu, kami membuka ruang dialog kapan pun,” ujarnya.

Haris mengungkapkan, Probolinggo memiliki luas wilayah 1.696 km² dengan 24 kecamatan dan 330 desa/kelurahan. Namun, tantangan masih ada, seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan, serta layanan kesehatan. “Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Probolinggo baru 6,31 tahun. Itu artinya pendidikan kita masih setara lulusan SD. Ini harus kita benahi bersama,” jelasnya.

Ia juga menekankan perlunya menjaga iklim daerah yang kondusif untuk menarik investor. “Kami sudah bawa investor dari Cina, Jepang, dan Australia. Tapi kalau situasi tidak kondusif, mereka bisa mundur. Ini akan berdampak besar terhadap masyarakat,” tegasnya.

Bupati Haris mengapresiasi peran kritis mahasiswa dalam mengawal pembangunan dan mengajak mereka terus berdialog terbuka. “Mahasiswa adalah suara nurani, pemerintah adalah amanah rakyat, dan Forkopimda adalah penjaga negeri. Jika ketiganya bersatu, Insya Allah Kabupaten Probolinggo akan berdiri tegak,” katanya.

Ia menutup dengan ajakan untuk menyatukan visi demi kemajuan daerah. “Hari ini kita tidak bertanya tentang warna almamater, tapi warna hati kita yang sama. Kita ingin Kabupaten Probolinggo damai, tenteram, dan menjadi permata,” pungkasnya.