Bisnis Lendir Nect KTV di Blitar, Lima LC dan Mami Diciduk

Jumat, 19 Maret 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SURABAYA, detikkota.com – Kepolisian Daerah (Polda) Jatim menetapkan seorang perempuan yang sering dipanggil Bunda sebagai tersangka kasus dugaan prostitusi di rumah karaoke Next KTV di Blitar.

Kombes Pol Gatot Repli Handoko Kabid Humas Polda Jatim mengatakan, penggerebekan pada Rabu (10/3/2021) dini hari lalu menindaklanjuti informasi dari masyarakat.

“Ada salah satu tempat karaoke di Blitar yang menurut informasi dari masyarakat, menyediakan prostitusi. Kemudian ditindaklanjuti, ternyata benar,” ujarnya dalam konferensi pers Jumat (19/3/2021).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam penggerebekan itu polisi mengamankan Bunda yang diduga mucikari. Tersangka diduga menyediakan jasa dan tempat prostitusi lengkap dengan lady companion (LC)-nya.

Ada lima orang perempuan yang seharusnya hanya menjadi LC tapi juga dikaryakan untuk melayani hasrat para lelaki hidung belang dengan tarif antar Rp800 ribu sampai Rp1 juta. Si Bunda sendiri dapat 20-30 persen.

AKBP Nasrun Pasaribu Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim menambahkan, polisi mengamankan Bunda bersama para LC di tempat kejadian beserta sejumlah barang bukti.

Sejumlah barang bukti itu antara lain celana dalam pria dan wanita, alat kontrasepsi, dan uang tunai senilai Rp2,3 juta berikut kode booking LC sebagai bukti terjadinya transaksi prostitusi.

AKBP Nasrun juga memastikan, polisi sudah mengidentifikasi seluruh perempuan LC yang turut terciduk dalam penggerebekan itu. “Ada lima LC. Tidak ada korban di bawah umur,” kata Nasrun.

Polisi sigap melakukan penggerebekan prostitusi berkedok karaoke ini, kata Nasrun, mengingat saat ini masih dalam masa penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro.

“Karena saat ini masih dalam masa pelaksanaan PPKM Mikro, makanya kami menindak cepat informasi yang kami dapatkan dari masyarakat tentang keberadaan prostitusi ini,” katanya.

Sementara itu, Bunda, sang tersangka yang diduga sebagai mucikari prostitusi mengaku menyediakan jasa “esek-esek” ini karena alasan klasik. Kepada polisi dia beralasan, dia lakukan itu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.

Akibat perbuatannya Bunda terjerat pasal 296 KUHP atau Pasal 506 dengan ancaman hukuman 1 tahun 4 bulan penjara.
(Redho)

Berita Terkait

Bupati Ipuk Sambut Baik Arahan Presiden Prabowo untuk Perpanjangan Kereta Cepat ke Banyuwangi
Satpas Polres Sumenep Tingkatkan Pelayanan Masyarakat Melalui Program Polisi Menyapa
Tim Itwasda Polda Jatim Gelar Audit Kinerja Tahap II di Polres Sumenep
Wali Kota Eri Cahyadi Sambut Delegasi 17 Negara dalam Peringatan 70 Tahun KAA di Surabaya
PB ISSI Beri Penghargaan untuk Banyuwangi, Apresiasi Konsistensi Kembangkan Sport Tourism
BMKG Imbau Warga Jatim Waspadai Cuaca Ekstrem, Lumajang Masuk Daerah Rawan
DLH Surabaya Selidiki Fenomena Ikan Mabuk di Banyu Urip dan Kalimas, Diduga Akibat Penurunan Kadar Oksigen
Siswa SDN Tamberu 2 Belajar di Tenda Dekat TPA, DPRD Pamekasan Desak Solusi Cepat

Berita Terkait

Rabu, 5 November 2025 - 12:18 WIB

Bupati Ipuk Sambut Baik Arahan Presiden Prabowo untuk Perpanjangan Kereta Cepat ke Banyuwangi

Rabu, 5 November 2025 - 11:12 WIB

Satpas Polres Sumenep Tingkatkan Pelayanan Masyarakat Melalui Program Polisi Menyapa

Senin, 3 November 2025 - 15:18 WIB

Tim Itwasda Polda Jatim Gelar Audit Kinerja Tahap II di Polres Sumenep

Jumat, 31 Oktober 2025 - 10:22 WIB

Wali Kota Eri Cahyadi Sambut Delegasi 17 Negara dalam Peringatan 70 Tahun KAA di Surabaya

Kamis, 30 Oktober 2025 - 17:50 WIB

PB ISSI Beri Penghargaan untuk Banyuwangi, Apresiasi Konsistensi Kembangkan Sport Tourism

Berita Terbaru