Warga NU Menanam, Cara PCNU Sumenep Jaga Keselamatan Lingkungan

Ketua PCNU Kabupaten Sumenep, KH. A. Pandji Taufik menanam pohon mangrove di Pantai Matahari, Desa Lobuk, Kec. Bluto.
Banner

SUMENEP, detikkota.com – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menanam ratusan pohon mangrove di Pantai Matahari, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto sebagai salah satu ikhtiar bersama dalam melakukan penyelamatan lingkungan, Sabtu (7/10/2023).

Acara bertajuk ‘Warga NU Menanam’ itu merupakan satu dari berbagai rangkaian kegiatan Hari Santri 2023 yang diselenggarakan PCNU Sumenep selama 1 bulan ke depan.

Banner

Ketua PCNU Sumenep, KH A Pandji Taufiq mengatakan, bahwa persoalan lingkungan menjadi atensi pihaknya karena saat ini kehidupan tengah dihadapkan dengan kekeringan dan pemanasan global. Hal tersebut bila tidak segera ditangani, akan berdampak serius bagi kelangsungan hidup manusia di bumi.

“Saat ini persoalan lingkungan sedang berada di titik nol. Kekeringan terjadi di mana-mana. Hanya saja tidak begitu terekspose di media. Maka perlu membangun kesadaran bersama betapa pentingnya melakukan penyelamatan, salah satunya dengan masif menanam pohon,” jelas Kiai Pandji.

Menurutnya, krisis pangan yang melanda dunia saat ini juga disebabkan oleh lingkungan yang mulai rusak. Selain karena kekeringan, juga karena pemanasan global serta konflik Rusia dan Ukraina yang tak berkesudahan. Namun, yang sangat dominan adalah faktor lingkungan yang mulai tidak bersahabat.

“Krisis pangan ini menjadi topik pembahasan di banyak pertemuan-pertemuan negara di dunia. KTT di Bali, KTT di India dan KTT ASEAN beberapa waktu lalu juga membahas krisis pangan. Maka tak ada salahnya NU juga turut andil memberikan atensi terkait penyelamatan lingkungan,” imbuh kiai kharismatik ini dalam rilisnya.

Untuk itu, lanjut Kiai Pandji, hal sederhana namun sangat berdampak yang perlu dilakukan adalah masif menanam pohon. Guna mengembalikan ekosistem di bumi yang stabil, tanah yang subur, tumbuhan yang rindang serta oksigen yang masih segar.

“Dulu, kakek kita sering menanam. Tapi jarang menebang. Dan sekarang kita sebaliknya. Justru sering menebang, namun jarang menanam. Ini yang kemudian menjadikan lingkungan kita sekarang ‘menjerit’. Maka perlu kita galakkan penanaman pohon di mana-mana,” pintanya.

Dirinya pun optimis, NU sangat mampu melakukan penyelamatan lingkungan bila bergerak masif dan solid. Kiai Pandji menyebut, total pengurus NU di Sumenep berjumlah hampir 1000 orang, mulai dari Syuriah, Tanfidziyah, lembaga hingga Banom. Jika masing-masing orang menanam 1 pohon, tentu akan terjadi penghijauan skala besar di Kabupaten Sumenep.

“Apalagi jika sampai solid di tingkat MWCNU, Ranting NU, dan keluarga serta warga NU. Ini akan berdampak luar biasa. Mari kita bangun komitmen bersama untuk melakukan penghijauan. Siap menanam pohon di musim hujan depan?,” tanya Kiai Pandji meminta kesiapan warga NU untuk menggalakkan penanaman pohon.

Terpisah, Sekretaris Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPP NU) Kabupaten Sumenep, Musyfikurrahman mengatakan, pihaknya menyiapkan 1000 bibit pohon mangrove. Namun hanya 100 bibit pohon mangrove yang ditanam bersama-sama di Pantai Matahari, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto.

“Sementara sisanya kita bagi habis ke masing-masing MWCNU. Agar penyebaran dan penanamannya lebih merata ke seluruh daerah di Kabupaten Sumenep,” ucapnya.

Sebagai informasi, kegiatan Warga NU Menanam diawali dengan seremonial acara. Dilanjutkan dengan penanaman bersama di pantai yang jaraknya tak jauh dari lokasi acara. Hadir dalam acara tersebut, Syuriah dan Tanfidziyah PCNU Sumenep, lembaga, badan otonom, MWCNU Bluto, Forpimka Bluto, Kades Lobuk serta masyarakat setempat.

title="banner"